Panyabungan – Kamis, 15 Mei 2025. Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dalam memperkuat komitmen pelayanan yang profesional, humanis, dan berintegritas tinggi. Di bawah kepemimpinan Menteri Agama Prof. KH. Nasaruddin Umar, Kementerian Agama meluncurkan Manifesto Suci Haji 2025, sebuah visi strategis untuk memastikan ibadah haji menjadi pengalaman spiritual yang bersih, tertib, dan layak bagi seluruh jemaah.

Salah satu titik tekan dalam kebijakan tahun ini adalah pelayanan ramah lansia, mengingat hampir seperempat dari total Jemaah sekitar 45.678 orang berusia di atas 65 tahun. Inovasi pelayanan seperti program Fasttrack, yang memungkinkan proses imigrasi dilakukan langsung di bandara keberangkatan di Indonesia, menjadi langkah nyata dalam memudahkan dan mengurangi beban para jemaah, khususnya yang lanjut usia dan disabilitas.

Langkah-langkah pembaruan ini mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan. Ketua STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Mandailing Natal, Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap menyatakan dukungan penuhnya terhadap kebijakan Kementerian Agama. Ia menilai pendekatan ini mencerminkan hadirnya negara untuk umat, sekaligus memperlihatkan kepemimpinan yang visioner dan responsif terhadap kebutuhan jemaah.

Menurutnya, pelayanan haji 2025 tidak hanya mencerminkan peningkatan profesionalisme, tetapi juga menunjukkan empati dan keberpihakan terhadap kelompok rentan. Ia juga mengapresiasi kinerja Menteri Agama, Prof. KH. Nasaruddin Umar yang dinilai sebagai salah satu menteri terbaik versi lembaga riset Center of Economic and Law Studies (CELIOS) dan survei Harian Kompas.

Transformasi pelayanan haji ini diharapkan menjadi standar baru dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia di masa depan, di mana kualitas pelayanan menjadi manifestasi dari nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kasih sayang dalam Islam.

Ayo Semangat! STAIN Madina Menuju IAIN (Tim Humas)